Riwayat
Syekh Abdullah Mudzakkir atau Mbah
Mudzakkir merupakan ulama besar asal Demak dan Juga pejuang kemerdekaan
Indonesia. Makamnya terkenal dengan “makam terapung” karena keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Syekh ahmad Mudzakkir lahir di Dusun Jago, Desa
Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869. Beliau disebut sebut sebagai
pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.
Ia merupakan putra dari pasangan
Ibrahim Sura, keturunan dari Pengeran Diponegoro, dan ibunya yang masih
keturunan dari Sunan Bayat.
Masa
pendidikan
Semasa hidupnya syekh Mudzakir ini
mempelajari agama Islam dari banyak guru di berbagai daerah. Ia memulai belajar
ilmu agama di Nganjuk kemudian ke Semarang yakni Mbah Soleh Darat banyak sekali
ilmu yang sudah beliau pelajari diantaranya adalah memperdalam ilmu tasawuf dan
ilmu- ilmu tentang agama Islam yang lain.
Setelah dirasa cukup mbah soleh
darat memerintahkan Syekh Mudzakir untuk kembali pulang ke desanya untuk
menyiarkan agama Islam pada masyarakat sekitar tempat tinggal Syekh Mudzakir.
Pada tahun 1900 masehi beliau
kemudian menetap di Tambaksari, Beliau
dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah. Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi
dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir
dikaruniai 18 anak.
Syekh Mudzakir pertama kali
membangun masjid di Dusun Kaligawe, yang saat itu dihadiri langsung oleh Mbah
Soleh Darat, Semarang. Selain itu beliau membangun masjid kedua di Dusun
Dukuhan, dan yang ketiga di Tambaksari. Masjid-masjid tersebut digunakan untuk
menyiarkan agama Islam dan mengajak masyarakat yang pada masa itu kebanyakan
masih awan persoalan agama atau abangan.
Metode
mengajar
Metode yang digunakan Syekh Mudzakir
untuk menyiarkan agama Islam adalah dengan cara yang sesuai deNgan firman Allah
dalam surah An Nahl 125, yang intinya dengan santun, mudah dipahami oleh
masyarakat, dan tidak memaksa. sehingga banyak masyarakat yang akhirnya mau mempelajari agama Islam.
Supaya konsisten menerima ajaran islam,
beliau mengadakan pengajian setiap hari Ahad, yang kemudian dikenal dengan
ngaji Ahadan dan Pada tahun 1919 masehi beliau kemudian membuka pengajian
harian setiap hari kamis yang dikenal dengan pengajian kamisan. Dan kedua
pengajian tesebut sampai sekarang masih diteruskan oleh keturunannya dan
orang-orang pilihan.
kelebihan
Selain dikenal sebagai pendakwah,
Syekh Mudzakir juga memiliki kesaktian ilmu kanuragan. Ilmi ini Dulu, syeckh
Mudzakir gunakan untuk berperang melawan Belanda di Jembatan Merah Surabaya
bersama gurunya KH Abbas Butet Cirebon
Tak cuma itu, mbah muzakkir juga
disebut mampu menyembuhkan penyakit atas seizin Allah SWT. Hal ini sangan efektif untuk menyebarkan
agama Islam, juga dlam setiap pengobatan yang dilakukan tidak memungut biaya
sepeserpun.
peningalan
Sayangnya,
peninggalan Mbah Mudzakir banyak yang hilang karena bencana abrasi rob di
kawasan permukima. Peninggalan itu antara lain, seperti kitab-kitab karangan
Mbah Mudzakir yang hanyut ditelan laut. Pihak keluarga hanya memiliki ornamen
kayu sebagai tutup pilar buatan Mbah Mudzakir.
Makam tokoh dari Demak ini pun tak pernah sepi
dari peziarah meski berada di tengah laut. Ahli warisnya juga masih merawat
dengan baik makam sang ulama hingga saat ini.
Wafat
Syekh
Mudzakir wafat pada tahun 1950 masehi di Desa Bedono tepatnya di
Selasa Pon pada tanggal 13 September pada usia sekitar 72 tahun. Lokasi
makam Syekh Mudzakir berada di pesisir Pantai Utara, kawasan Dukuh Tambaksari,
Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Makam tersebut kini menjadi
tempat wisata religi yang kerap dikunjungi para wisatawan khususnya kaum
Muslim.
Salah
satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah
makamnya tidak terendam air laut, padahal berada
di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari
istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.
Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya
tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang
pasang surut air laut. Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir,
peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah
air laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar