Senin, 17 April 2023

MAKAMNYA BISA TERAPUNG, INILAH RIWAYAT LENGKAP SOSOK WALIYULLAH SYECH MUDZAKKIR

 






Riwayat

Syekh Abdullah Mudzakkir atau Mbah Mudzakkir merupakan ulama besar asal Demak dan Juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Makamnya terkenal dengan “makam terapung”  karena keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepadanya.

 Syekh ahmad Mudzakkir lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869. Beliau disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.

Ia merupakan putra dari pasangan Ibrahim Sura, keturunan dari Pengeran Diponegoro, dan ibunya yang masih keturunan dari Sunan Bayat.

Masa pendidikan

Semasa hidupnya syekh Mudzakir ini mempelajari agama Islam dari banyak guru di berbagai daerah. Ia memulai belajar ilmu agama di Nganjuk kemudian ke Semarang yakni Mbah Soleh Darat banyak sekali ilmu yang sudah beliau pelajari diantaranya adalah memperdalam ilmu tasawuf dan ilmu- ilmu tentang agama Islam yang lain.

Setelah dirasa cukup mbah soleh darat memerintahkan Syekh Mudzakir untuk kembali pulang ke desanya untuk menyiarkan agama Islam pada masyarakat sekitar tempat tinggal Syekh Mudzakir.

Pada tahun 1900 masehi beliau kemudian menetap di Tambaksari, Beliau dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah. Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir dikaruniai 18 anak.

Syekh Mudzakir pertama kali membangun masjid di Dusun Kaligawe, yang saat itu dihadiri langsung oleh Mbah Soleh Darat, Semarang. Selain itu beliau membangun masjid kedua di Dusun Dukuhan, dan yang ketiga di Tambaksari. Masjid-masjid tersebut digunakan untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak masyarakat yang pada masa itu kebanyakan masih awan persoalan agama atau abangan.

Metode mengajar

Metode yang digunakan Syekh Mudzakir untuk menyiarkan agama Islam adalah dengan cara yang sesuai deNgan firman Allah dalam surah An Nahl 125, yang intinya dengan santun, mudah dipahami oleh masyarakat, dan tidak memaksa. sehingga banyak masyarakat yang akhirnya  mau mempelajari agama Islam.

Supaya konsisten menerima ajaran islam, beliau mengadakan pengajian setiap hari Ahad, yang kemudian dikenal dengan ngaji Ahadan dan Pada tahun 1919 masehi beliau kemudian membuka pengajian harian setiap hari kamis yang dikenal dengan pengajian kamisan. Dan kedua pengajian tesebut sampai sekarang masih diteruskan oleh keturunannya dan orang-orang pilihan.

 

kelebihan

Selain dikenal sebagai pendakwah, Syekh Mudzakir juga memiliki kesaktian ilmu kanuragan. Ilmi ini Dulu, syeckh Mudzakir gunakan untuk berperang melawan Belanda di Jembatan Merah Surabaya bersama gurunya KH Abbas Butet Cirebon

Tak cuma itu, mbah muzakkir juga disebut mampu menyembuhkan penyakit atas seizin Allah SWT. Hal ini sangan efektif untuk menyebarkan agama Islam, juga dlam setiap pengobatan yang dilakukan tidak memungut biaya sepeserpun.

 

peningalan

Sayangnya, peninggalan Mbah Mudzakir banyak yang hilang karena bencana abrasi rob di kawasan permukima. Peninggalan itu antara lain, seperti kitab-kitab karangan Mbah Mudzakir yang hanyut ditelan laut. Pihak keluarga hanya memiliki ornamen kayu sebagai tutup pilar buatan Mbah Mudzakir.

Makam tokoh dari Demak ini pun tak pernah sepi dari peziarah meski berada di tengah laut. Ahli warisnya juga masih merawat dengan baik makam sang ulama hingga saat ini.




Wafat

Syekh Mudzakir wafat pada tahun 1950 masehi di Desa Bedono tepatnya di Selasa Pon pada tanggal 13 September pada usia sekitar 72 tahun. Lokasi makam Syekh Mudzakir berada di pesisir Pantai Utara, kawasan Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Makam tersebut kini menjadi tempat wisata religi yang kerap dikunjungi para wisatawan khususnya kaum Muslim.

Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah
makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.
Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut. Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir, peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah air laut.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar