Senin, 03 Juli 2017

Catatan Cara Keluar dari Ramalan Buruk


      sumber gambar: http://www.alodokter.com/lakukan-7-tindakan-ini-saat-kepala-sering-pusing


Ketika Langit sebagai atap
Bintang adalah lampunya
Menyinari tanpa memandang batas kapan harus berhenti..

Saat itu, awan adalah sebagai pegas. Dia mengurangi intensitas sinar yang dikeluarkan dari bintang, karena ia tahu bahwa kelebihan sinar tidak mampu membuat proses kehidupan berjalan lancar.

Awan juga tidak bisa selamanya membatasi aktivitas bintang yang memancar. Ia perlu angin agar dapat berpindah ke tempat lain. Jadi angin akan membantu awan dalam mengatur jumlah cahaya yang diperbolehkan masuk untuk menjaga keseimbangan.

Angin juga dalam mensukseskan kinerja awan jangan dikira tidak memiliki kekurangan. Terkadang gerakan angin mampu melampaui batas maksimal sehingga menghancurkan segala yang ada.
Oleh karena itu angin butuh pepohonan supaya lajunya dapat terkendali dengan baik.

Begitulah proses kehidupan berjalan. Adakalanya punya kelebihan , tapi tidak sedikit juga kekurangan. Adakalanya punya kekurangan, tapi tidak sedikit punya kelebihan.
Kelebihan ada yang tampak, dan tidak tampak. Kelebihan ada yang bersifat membangun dan ada yang merusak. Merusak adalah termasuk kelebihan. Karena dengan merusak seseorang tahu bagaimana caranya membangun. Dengan merusak hal-hal negatif, seseorang mampu membangun hal-hal positif. Dengan merusak bangunan yang sudah lama, seseorang bisa membangun bangunan yang lebih baru. Karena tanpa merusak, bangunan baru tidak akan pernah dibangun.

Jika mencari kelebihan, itu bisa dipandang dari banyak ruang lingkup kehidupan. Bisa politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan keamanan. Atau jika dari bakat bisa linguistik, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan natural.
Tapi jika mencari kekurangan, cukup dari satu hal saja yang tidak disenangi, maka akan terlihat buruk semua.

Diantara teman adakalanya jadi lawan. Berteman tidak selalu menyeret seseorang ke kutub positif. Tapi bisa negatif. Lawan adalah hal negatif yang patut disikapi bijak. Orang bijak menjadikan lawan sebagai hal positif. Ia menganggap lawan adalah tantangan kehidupan yang mampu menggugah gairah untuk lebih giat bekerja. Sebaliknya orang pecundang menjadikan lawan sebagai singa. Ia justru lari mengahadapi kenyataan tanpa berpikir proses yang panjang.

Saya adalah salah satu bagian dari teman yang tidak selalu lepas dari geretan lawan. Jadi saya terkadang jadi teman dan lawan. Apakah seseorang akan menghadapi seperti orang bijak, atau seperti sedang ketakutan melihat singa...
Itu tergantung..
Dan itu tergantung..

Saya sendiri terkadang seperti orang pertama dan terkadang seperti orang kedua. Memang ukuran mempertahankan beban tiap orang berbeda-beda. Dan  Perbedaan itu bukanlah diukur dari kriteria dan fisik seseorang. Kita tidak pernah tahu bahwa orang yang berdahi hitam adalah ahli ibadah, padahal ditemukan dalam berita adalah ahli zina.

Kita pun tidak pernah tahu bahwa orang berwajah keras seperti umar adalah singa di padang pasir. Padahal ia seperti kucing ketakutan ketika dihadapan istri. Orang tidak pernah tahu kalau badan kurus lagi tidak tegas, mental kelihatan lemah, bicara tidak mampu lancar, tapi mampu jadi pemimpin dengan mudahnya dalam waktu singkat. Itulah Jokowi. Dan justru mereka yang telah belajar bagaimana cara berwibawa dan mampu mengatur kenegaraan dengan baik sampai di S3, tidak mampu bersaing dengan seorang yang dianggap remeh hanya karena ramalan-ramalan rendah itu.

Kenapa? Karena bukan manusia yang berkuasa. Manusia hakikatnya tidak mampu mengatur dirinya sendiri apalagi orang lain. Ramalan pertama kali ketika akan dipublikasikan akan mempertimbangkan dua hal. Pertama apakah mengenai dirinya baik atau tidak, dan Kedua, apa tujuannya meramalkan itu.
Jika salah satu atau kedua tidak memenuhi kemungkinan ia akan mengalihkan bahasa pembicaraan. Ingat kehidupan seseorang tergantung usahanya. Bukan bentuk postur tubuhnya. Karena postur tubuh apalagi sekarang ini bisa dirubah. Maka bagaimana jika demikian?

Maka dari itu selalu ingatlah ayat surat Ar-Ra'd ayat 11yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”

Terkadang ketika melihat ramalan seseorang lupa tentang ayat ini, sehingga ia menganggap ramalan itu benar. Padahal nasib manusia ditentukan dirinya sendiri.


"SEMUA ORANG TERLAHIR SAMA. TIDAK ADA ORANG YANG LAHIR MEMBAWA RUMAH, PERHIASAN, ATAU HARTA KEKAYAAN. SEMUA ITU HANYA DIPEROLEH KETIKA SETELAH BERPROSES  YANG BERBEDA-BEDA DARI MULAI LAHIR"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar