Senin, 02 Oktober 2017

Menanam Tunas untuk Menulis

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim. Pada halaman pertama ini saya mau memberitahukan kepada para pembaca bahwasanya saya adalah orang yang hendak melakukan perubahan. Sebenarnya menulis bukan keahlian saya, karena pertama, saya dari dulu tidak menyukai bahan bacaan. Jadi untuk menjabarkan gagasan yang bersifat umum dan sudah diketahui oleh banyak orang saja saya sudah merasa pesimis. Kedua, saya memiliki kekurangan dalam masalah pengucapan kata-kata dimana tidak bisa sejalan dengan apa yang ada dalam pikiran saya. ketika berbicara tentang suatu tema, mungkin saya sudah punya konsep di kepala, tetapi saat konsep itu dituangkan ke dalam bentuk kata-kata, ia tidak bisa mengutarakan maksud sesuai dengan yang dikehendaki. Padahal bahasa yang saya gunakan adalah bahasa daerah sendiri (jawa).
Ketiga, Saya pernah mendengar bahwasanya orang itu seharusnya menekuni bidang atau bakatnya masing-masing. Bukannya malah menekuni sesuatu yang justru tidak ada potensi yang bisa dikembangkan dari dalam diri sendiri. Saya menyadari bahwa saya seharusnya mengembangkan bakat saya. Tetapi saya merasa bakat saya tidak sesuai dengan apa yang saya hadapi saat ini. Saat ini saya benar-benar dituntut untuk bisa menulis dan presentasi dengan bagus karena saya adalah mahasiswa. Dan ini benar-benar membuat pikiran saya seolah mau meledak. Karena saat setiap kali tuntutan-tuntutan itu mengharuskan harus diselesaikan dengan cara begini dan begitu saya melalukannya dengan cara terpaksa. Padahal sesuatu yang dikerjakan karena terpaksa pasti tidak membuat hati tentram dan malah menghasilkan kegagalan.
Keinginan saya supaya saya bisa berubah sebenarnya sudah ada sejak satu setengah tahun yang lalu. Saat itu sampai sekarang saya banyak disapa oleh buku-buku tentang motivasi menulis. Entah kenapa setiap kali saya pergi ke perpus atau jalan-jalan ditoko buku, saya selau kedatangan buku-buku itu. dan anehnya, buku-buku itu terlihat memiliki kekuatan magis yang dapat menarik saya untuk masuk kedalam bacaan-bacaannya.
Memang ketika selesai membaca buku-buku motivasi menulis itu saya langsung ada niatan untuk segera bergerak ke penulisan. Tapi jalan tidak selalu berbentuk lurus. Saat saya mencoba memulai langkah pertama, saya semangat meskipun tulisannya tidak berbentuk. Karena dalam buku-buku menulis umumnya memberikan langkah awal untuk bisa menulis harus dimulai dengan menulis apa saja dan dilakukan secara berulangkali.
Dan kata-kata bijak tidak selamanya sesuai dengan fakta. Saya sudah menulis segala apa yang saya alami dan ternyata rasa malas malah menemani saya. Bahkan berhasil membujuk saya untuk pergi ke tempat yang bernama berhenti. Sehingga akhirnya apa yang ingin saya kembangkan menjadi busur yang dibalik. Saya menjadi malas melanjutkan dan akhirnya berhenti. Berhenti tidak terus kemudian tulisannya masih. Apa yang saya tulis semjuanya hilang. Karena saya menulisnya di Blog pribadi. dan google akan melakukan pembersihan terhadap situs-situs yang berada di bawah naungannya yang sudah tidak keurus. Pengalaman itu membuat saya merasa sudah tidak ada lagi syahwat yang bisa dikucurkan untuk melanjutkan latihan menulis.
Tetapi ada teman yang bernama buku motivasi menulis tidak ada lelahnya menyapa saya. Saya sering ketemu dengannya lalu dia menarik saya ke dalam alam bacaannya, bahkan ketika dalam alam bacaanya itu saya diingatkan untuk tidak menerima kegalalan dan pentingnya menulis. Saya juga termotivasi bahwa ketika orang menulis berarti ia telah memberikan ilmu kepada orang lain dengan tanpa  batas selama tulisan itu masih ada. Dan ilmu yang diberikan akan mendatangkan pahala selama digunakan oleh pembaca saya dan dihayati dalam hidupnya.  Akhirnya dengan motivasi rayuan bidadari itu mau tidak mau saya harus menurutinya untuk mendapatkan kemajuan hidup yang lebih baik. Untuk itulah saya disini mengawali tulisan ini dengan menceritakan pengalaman sebelum memasuki lingkaran kepenulisan ini. Mudah-mudahan dengan saya menulis saya mendapatkan beberapa hal yang saya harapkan semoga:
a.       Saya bisa berbicara lancar
b.      Saya bisa mengerjakan tugas dengan baik dan tulus sesuai dengan potensi yang baru dibentuk ini
c.       Memberikan pengetahuan dan inspirasi yang berlaku sepanjang masa
d.      Mendapatkan barakah hidup

Amin…. 

Senin, 03 Juli 2017

Catatan Cara Keluar dari Ramalan Buruk


      sumber gambar: http://www.alodokter.com/lakukan-7-tindakan-ini-saat-kepala-sering-pusing


Ketika Langit sebagai atap
Bintang adalah lampunya
Menyinari tanpa memandang batas kapan harus berhenti..

Saat itu, awan adalah sebagai pegas. Dia mengurangi intensitas sinar yang dikeluarkan dari bintang, karena ia tahu bahwa kelebihan sinar tidak mampu membuat proses kehidupan berjalan lancar.

Awan juga tidak bisa selamanya membatasi aktivitas bintang yang memancar. Ia perlu angin agar dapat berpindah ke tempat lain. Jadi angin akan membantu awan dalam mengatur jumlah cahaya yang diperbolehkan masuk untuk menjaga keseimbangan.

Angin juga dalam mensukseskan kinerja awan jangan dikira tidak memiliki kekurangan. Terkadang gerakan angin mampu melampaui batas maksimal sehingga menghancurkan segala yang ada.
Oleh karena itu angin butuh pepohonan supaya lajunya dapat terkendali dengan baik.

Begitulah proses kehidupan berjalan. Adakalanya punya kelebihan , tapi tidak sedikit juga kekurangan. Adakalanya punya kekurangan, tapi tidak sedikit punya kelebihan.
Kelebihan ada yang tampak, dan tidak tampak. Kelebihan ada yang bersifat membangun dan ada yang merusak. Merusak adalah termasuk kelebihan. Karena dengan merusak seseorang tahu bagaimana caranya membangun. Dengan merusak hal-hal negatif, seseorang mampu membangun hal-hal positif. Dengan merusak bangunan yang sudah lama, seseorang bisa membangun bangunan yang lebih baru. Karena tanpa merusak, bangunan baru tidak akan pernah dibangun.

Jika mencari kelebihan, itu bisa dipandang dari banyak ruang lingkup kehidupan. Bisa politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan keamanan. Atau jika dari bakat bisa linguistik, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan natural.
Tapi jika mencari kekurangan, cukup dari satu hal saja yang tidak disenangi, maka akan terlihat buruk semua.

Diantara teman adakalanya jadi lawan. Berteman tidak selalu menyeret seseorang ke kutub positif. Tapi bisa negatif. Lawan adalah hal negatif yang patut disikapi bijak. Orang bijak menjadikan lawan sebagai hal positif. Ia menganggap lawan adalah tantangan kehidupan yang mampu menggugah gairah untuk lebih giat bekerja. Sebaliknya orang pecundang menjadikan lawan sebagai singa. Ia justru lari mengahadapi kenyataan tanpa berpikir proses yang panjang.

Saya adalah salah satu bagian dari teman yang tidak selalu lepas dari geretan lawan. Jadi saya terkadang jadi teman dan lawan. Apakah seseorang akan menghadapi seperti orang bijak, atau seperti sedang ketakutan melihat singa...
Itu tergantung..
Dan itu tergantung..

Saya sendiri terkadang seperti orang pertama dan terkadang seperti orang kedua. Memang ukuran mempertahankan beban tiap orang berbeda-beda. Dan  Perbedaan itu bukanlah diukur dari kriteria dan fisik seseorang. Kita tidak pernah tahu bahwa orang yang berdahi hitam adalah ahli ibadah, padahal ditemukan dalam berita adalah ahli zina.

Kita pun tidak pernah tahu bahwa orang berwajah keras seperti umar adalah singa di padang pasir. Padahal ia seperti kucing ketakutan ketika dihadapan istri. Orang tidak pernah tahu kalau badan kurus lagi tidak tegas, mental kelihatan lemah, bicara tidak mampu lancar, tapi mampu jadi pemimpin dengan mudahnya dalam waktu singkat. Itulah Jokowi. Dan justru mereka yang telah belajar bagaimana cara berwibawa dan mampu mengatur kenegaraan dengan baik sampai di S3, tidak mampu bersaing dengan seorang yang dianggap remeh hanya karena ramalan-ramalan rendah itu.

Kenapa? Karena bukan manusia yang berkuasa. Manusia hakikatnya tidak mampu mengatur dirinya sendiri apalagi orang lain. Ramalan pertama kali ketika akan dipublikasikan akan mempertimbangkan dua hal. Pertama apakah mengenai dirinya baik atau tidak, dan Kedua, apa tujuannya meramalkan itu.
Jika salah satu atau kedua tidak memenuhi kemungkinan ia akan mengalihkan bahasa pembicaraan. Ingat kehidupan seseorang tergantung usahanya. Bukan bentuk postur tubuhnya. Karena postur tubuh apalagi sekarang ini bisa dirubah. Maka bagaimana jika demikian?

Maka dari itu selalu ingatlah ayat surat Ar-Ra'd ayat 11yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”

Terkadang ketika melihat ramalan seseorang lupa tentang ayat ini, sehingga ia menganggap ramalan itu benar. Padahal nasib manusia ditentukan dirinya sendiri.


"SEMUA ORANG TERLAHIR SAMA. TIDAK ADA ORANG YANG LAHIR MEMBAWA RUMAH, PERHIASAN, ATAU HARTA KEKAYAAN. SEMUA ITU HANYA DIPEROLEH KETIKA SETELAH BERPROSES  YANG BERBEDA-BEDA DARI MULAI LAHIR"


Minggu, 02 Juli 2017

Cara Sujud dalam Sholat





Sujud secara bahasa yaitu berlutut serta meletakkan dahi ke lantai. Sujud merupakan salah satu bentuk pembuktian kehambahan seseorang dan melaksaan perintah Allah SWT.

Salah satu dari jenis sujud adalah sujud sholat. sujud sholat termasuk salah satu bagian dari rukun sholat, sehingga apabila diabaikan, maka sholatnya tidak sah.

Sebagaimana diterangkan dalam kitab Safinatun Najah, tujuh tata cara yang harus dilakukan pada saat seseorang melakukan sujud sholat:

  •  Posisi dahi harus terbuka. Maksudnya, ketika hendak sujud seseorang harus menghilangkan sesuatu yang menghalangi dahi untuk menempel ke tempat sujud. Baik itu rambut, kain baju yang dipakai, serta benda tertentu yang dapat menghalangi dahi untuk terbuka. Adapun batas lebarnya dahi seseorang adalah dimulai dari alis mata sampai tempat tumbuhnya rambut di muka.

  • At-Tahamul bi ra’sih. Yakni meletakkan kepala pada tempat sujud secara rileks. Dalam hal ini kepala ditidak perlu ditekan kuat. Akan tetapi cukup mengikuti beratnya kepala saja. 

  • Sujud bukan karena yang lain. Misalnya sujud karena ingin mengambil atau memindah sesuatu yang lain. Oleh karena sujud ini niatnya bukan untuk sujud, maka sujudnya menjadi tidak sah.

  • Tidak sujud ketika ada benda yang menempel dan mengikuti gerakan sujud. Misalnya saat bangun dari sujud, dahi atau telapak tangan terapat plastic yang mempel. Dalam hal ini untuk sujud yang pertama masih sah. Namun untuk sujud yang kedua sudah tidak sah lagi.

  • Meninggikan bagian tubuh yang bawah, yakni antara pusar sampai ke lutut dan merendahkan bagian tubuh yang atas, yakni antara kepala sampai pusar. Jadi ketika sujud tidak boleh bagian yang tubuh tubuh yang atas lebih tinggi daripada bagian tubuh yang bawah. Kepala tidak boleh lebih tinggi daripada pusar. 

  • Tumakninah. Artinya berhenti sejenak saat sujud. Sejenak itu diukur sama dengan membaca ‘subhanallaah’ dengan tempo sedang.

  • Meletakkan tujuh anggota tubuh. Diantaranya dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki.
  1. Pada dahi, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dahi harus menempel dan tidak terlalu ditekan.
  2. Pada kedua telapak tangan, keduanya harus menempel dan tidak boleh dijongkokkan atau digenggam. Semua bagian telapak tangan harus mengenai tempat sujud.
  3. Pada kedua lutut, yakni ketika hendak melakukan sujud dari posisi berdiri, kedua lutut harus ditempelkan terlebih dahulu, kemudian baru diikuti kedua tangan dan kepala.
  4. Pada jari kedua kaki, ini harus ditekan sehingga menekuk. Posisi menekuk ini supaya jari mempertahankan arahnya menghadap kiblat.

Tata cara sujud ini hendaklah dilakukan apabila mengharap kesempurnaan sholat. karena meninggalkan tata cara diatas hukumnya makruh. 


Wallahu a’’lam bis showab..

Siapakah Malaikat Zabaniyah?


Diantara bukti kekuasaan Allah adalah ditusnya malaikat untuk melaksanakan perintah-Nya. Pengutusan kepada malaikat bukan berarti Allah tidak mampu malaksanakan keingininannya sendiri, melainkan untuk menunjukkan bahwa dengan memerintahkan kepada bawahan berarti menunjukkan kehormatan dan keagungan yang memerintah.
Ada sepuluh jumlah nama malaikat yang wajib diimani oleh seorang muslim. Adapun mengimani selainnya hukumnya sunnah. Hal demikian karena kesepuluh malaikat telah diterangkan secara jelas dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
Diantara malaikat yang tidak wajib diimani adalah malaikat Zabaniyah. Allah telah menyelipkan nama malaikat ini dalam Al-Qur’an.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ . سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ
Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. (QS. Al-Alaq: 17 – 18)
Malaikat Zabaniyah adalah malaikat yang ditugaskan Allah untuk menjaga neraka. Malaikat ini berjumlah 19. Jumlah huruf ini sama dengan huruf kalimat basmallah. Dalam menjalankan tugasnya malaikat ini dipimpin oleh malaikat Malik.
Diterangkan dalam kitab Daqoiqul Akhbar yang dikarang oleh Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhy, Ketika malaikat Malik melihat ke neraka, maka sebagian api memakan api yang lain karena rasa takutnya kepada malaikat Malik (pemimpin Malaikat Zabaniyah). Saat mengambil orang kafir di neraka, malaikat Zabaniyah dapat mengayuh 10.000 orang sekali ayunan satu tangan. Dan 10.000 lagi dengan memakai tangan yang lain. Bahkan kakinya pun dapat digunakan untuk menyambar puluhan ribu orang-orang di neraka dalam sekali kayuhan.
Lebih lanjut dalam kitab tersebut diterangkan Penglihatan malaikat itu bagaikan kilat yang menyambar. Gigi mereka seperti tanduk sapi. Sedangkan bibir-bibir mereka menjulur sampai ke telapak kaki. Kobaran api keluar dari mulut-mulut mereka. Dan jarak antara kedua bahunya adalah sekitar perjalanan satu tahun. Allah tidak menjadikan dalam hati mereka rasa belas kasihan dan lemah lembut sebesar semut kecilpun. Salah seorang dalam mereka ada yang menyelam dalam lautan api neraka selama 70 tahun, tetapi api neraka tidak membahayakan atas dirinya, karena sesungguhnya cahaya sebagai bahan penciptaan malaikat dapat mengalahkan api neraka. Kemudian disaat itu malaikat Malik berkata kepada malaikat Zabaniyah: “Lemparkan mereka ke dalam api neraka.” Ketika mereka dilemparkan ke neraka, mereka berteriak mengucapkan: “La Ilaaha Illalaah (tiada Tuhan selain Allah).” Akhirnya neraka mengembalikan mereka. Lalu malaikat Malik berkata: “Wahai api, bakarlah mereka”. Maka api itu berkata: “Bagaimana aku bisa membakar mereka, sedangkan mereka mengucapkan La Ilaaha Illalaah(tiada Tuhan selain Allah)”. Malaikat Malik berkata: “Yang demikian itu adalah perintah Allah yang menguasai Arsy yang agung.” Maka kemudian api membakar mereka.
Diantara mereka ada yang terbakar dengan kedua kakinya. Adakalanya yang terbakar sampai kedua lututnya. Ada yang terbakar sampai pusarnya dan ada yang terbakar sampailehernya. Ketika api telah mendekati wajah mereka, malaikat Malik berkata: “Jangan engkau bakar wajah mereka, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersujud dengan wajahnya kepada Dzat Yang Maha Penyayang. Dan jangan kau bakar hati mereka, karena sesungguhnya hati itu adalah tempat tauhid, ma’rifat dan iman, serta lama mereka merasa haus di bulan Ramadhan, akan tetapi mereka tinggal di neraka sesuai kehendak Allah SWT.’